• Open Relationship dan Anuptaphobia

    Open relationshit dan anuptaphobia


    Semakin meningkatnya populasi jomblowan-jomblowati di kalangan remaja maupun dewasa, membuat resah pemerintah karena bisa menggoyang stabilitas ekonomi dan politik di negaranya. Tidak semuanya memang yang sifatnya labil seperti teroris, bom sana bom sini. Banyak dari spesies ini juga menunjukan tajinya kalo sendirian itu tidak mengurangi kratifitas dan kecerdasan mereka. Menjadi orang-orang dengan strata yang paling redah di ranah sosialita membuat para jomblo rentan dengan bully-an dari orang-orang berpasangan maupun sesama jomblo. Kesal memang karena orang-orang yang suka berperilaku demikian tidak melihat bagaimana menderitanya jomblo melihat hujan, karena yang dilihat hanya 1% air dan sisanya kenangan. Menjadi sendirian memang sudah kodrati sebelum menjadi berpasangan. Terlahir sendirian, kecuali yang lahir kembar dan kembar siam.

    Ada banyak hal yang menjadi alasan kenapa spesies jomblo semakin eksis dan cenderung tidak akan pernah punah. Beragam alasan mulai dari alasan klasik mau fokus mengerjakan sesuatu sampai alasan beda kelamin menjadikan jomblo tetap memegang teguh prinsip kesendirian mereka. Ada yang sudah nyaman dengan hubungan pertemanan, perselingkuhan, sampai per satu malam. Tidak ada yang salah memang karena memutuskan berpacaran hanya akan menyia-nyiakan idealis dan waktu bagi pandangan jomblo ortodoks. Suka dengan lawan jenis wanita dan laki-laki misalnya adalah keadaan normal yang secara bilogis mampu menghasilkan keturunan yang fertil ketika mereka melakukan perkimpoian. Tapi nga semudah itu ternyata lika-liku untuk menghasilkan keturunan yang fertil, semakin kesini semakin kompleks dan banyak syarat kepribadian. Punya rumah pribadi, mobil pribadi, punya kelamin pribadi dan punya maskawin pribadi. Semuanya serba berkepribadian.

    Untuk kesekian kalinya dunia harus di penuhi dengan olok-olok orang yang berpasangan. Padahal populasi jomblo lebih membludak dari mereka. Kan maen belom tau kali yak. Seengaknya dengan menjadi jomblo banyak membantu program pemerintah dan dunia dalam megantisi baby boom dan penyusutan bahan pangan. Keep jomblo awesome.

    Anuptaphobia adalah istilah bagi orang-orang yang takut kalo mereka sendirian. (n) fear of staying single. Single adalah momok dimana keadaan psikis si empunya menjadi insecure dan nga tenang dalam menjalankan daily activity-nya keren emang jadi inget sama yang di atas terusan –kagak nyambung. Mungkin orang-orang yang suka gonta-ganti pacar bisa beralasan menggunakan phobia ini. Yups sama kek si mantan. Suka gonta ganti pasangan, padahal gw belom apa-apa. Kenapa curhat haha, Bukan lagi ngomongin orang, dan setelah gw tau kalo ada konsep phobia ini ya gw bisa memaklumi.

    Seperti negasi atau mungkin sodara kembar tapi beda tetangga dari Anuptaphobia. Ada konsep lain dari relasi dari masyarakat yang pernah gw tulis sebelumnya. Open Relationship nama bekennya, mengkombinasikan gaya perselingkuhan dan kombinasi ikatan satu malam. Saking opennya om-om jadi sukak. Nga kalo di luar negeri konsep ini ternyata begitu ekstrem kalo di terapin di Indonesia. Perbedaan budaya dan nilai-nilai yang di anut masyarakat menjadi alasan terkuat kalo konsep asli relasi ini akan sulit untuk bisa diterpakan di Indonesia. Dari segi cewenya sendiri kalo terlalu open nanti jadinya malah demam. Masuk angin punggung jadi penuh tatoo kerokan.

    Open Relationship merupakan bentuk perlawan dari ikatan pernikahan yang bersifat kaku melarang ini itu dan lain sebagainya. Bagi penganut pemikiran eksistensialisme jelas hidup mereka menjadi terbatas dalam mengeksplore diri. Hal ini juga bisa menjadi bentuk perlawan untuk agama yang melegal kan pemerkosaan masal bagi ribuan wanita di timur tengah sana yang menjadi korban atas pernikahan tanpa dasar perasaan saling mencintai *huek. Di dalam Open Relationship ditunjukan inilah hubungan kita tanpa ikatan pernikahan, apalagi pacaran. Kalian bebas menjadi hubungan dengan siapa saja bebas untuk ehem-ehem juga kali yak *of course sir. Bisa punya anak dari siapa saja dan hidup tetap bisa melenggang dengan status kejombloan tapi dengan banyak anak dimana-mana.

    Menyenangkan karena hubungan pernikahan hanyalah nota kesepakatan. Gw jadi inget dosen mata kuliah gw dari Brasil dulu yang bilang kalo di Indonesia ada konsep kumpul kebo yang mirip dengan konsep Open Relationship ini. Tapi ada sanksi sosial yang tegas yang harus di pertanggung jawabkan ketika “kumpul kebo” ini ketahuan. Tau gitu si om pasti ikut kumpul ayam, “ayam kampus”. Karena orang-orang Brasil tidak butuh yang namanya akta kelahiran banyak dari mereka yan kemudian memilih menjalani open relationship dan memiliki keturunan dari pasangannya “Tanda kutip”, Jadi pengen ke Brasil deh. Tidak aneh emang, tapi itu di Brasil This Is Brasil, Bukan Indonesia. Boro-boro orang perut gendut dikit dikiran udah punya anak padahal itu cowo yang perutnya gendut.

    Gw pesimistis lagi melihat open relationship ini gabakal bisa diterapin di Indonesia, pasalanya kalo menjalani open-openan ini harus punya hati yang numbing karena kuat-kuatan menahan api cemburu yang ga sengaja kebakaran gegara LPG tetangga meledak. Yups menahan rasa yang berlebihan terhadap pasangan adalah kesulitaan yang besar yang gw rasa orang Indonesia akan sulit menerimanya. Banyak di berita-berita kriminal ketika ada suami bacok istri gegara selingkuh adalah salah satu alasan yang cukup kuat, remaja bunuh diri di putusin pacar juga demikian. Mau ngelakuin open relationship malah jadinya fenomena pembacokan massal entar. Tapi om-om punya caranya sendiri haha. Mereka tetep suka yang open-openan dan luar biasanya dedek-dedek mahasiswi pada demen sama gaya si om open-openan. Tanpa om kalian nothing lah pokoknya.

    So Open relatinship adalah konsep, kita punya cara sendiri dan gak harus secara horisontal mengikuti seperti aslinya. Ubahlah perspektif ketika deket sama lain jenis aja deh. Jangan anggep kalo lagi deket sama lawan jenis harus berakhir dengan pacaran, selingkuh apalagi nikah. Remaja sekarang terlalu memburu nafsu pacaran*kek gw nga aja. Percayalah kalo jodoh terdekat adalah teman kita sendiri huehe. Jadi banyakin temen aja sampai temen-temen kalian pada merit duluan dan lo tetep jomblo its relationship goal.





  • You might also like

    2 comments:

    1. Ntar orang yang kita deketin kan banyak tuh kalo kita nerapin konsep Open Relationship, kita deket nih sama si A, B dan C. Kita deketin A, B dan C cemburu, baper, panas dalam, kurapan. #Halahh...

      ReplyDelete