• Gara-Gara LGBT

    Gara-gara LGBT


    Tulisan ini ditulis ketika yang nulis sedang dibawah tekanan menghadapi kenangan akan bayang-bayang domain jarangketemu.com yang udah mau expired atau mau ganti dengan domain bernamakan nam gw sendiri mohalfian.com. Oke skip terlalu kewanitaan dan nanti dikataain alay. Sabtu malam minggu, gausah pake minggu karena ini adalah sabtu malam. Udah lama nga pulang ke rumah tepatnya hampir 2 seemm... minggu, iya dua minggu nga pulang udah di cariin suruh pulang. Kenapa nga dari dulu pas LDR di cariin suruh pulang, karena dulu gw selalu punya alasan buat pulang *jreng-jreng. Oiya pertama-tama terimakasih buat orang-orang di sekitar yang udah bantuin gw moveon. Temen-temen kontrakan, kertakes, loovus54, temen kelas sosiologi, 4 jari, dan sokip-sokip gw yang lain, tanpa kalian anu gw nga berasa. Karena ini sabtu malam jadinya ngelantur kemana-mana. Jangan buru-buru berangkat tidur kalo malam minggu jombs, nanti mimpi buruk anu lo di hap-hap in sama bang ipul fakuuuyyy.

    Akhir-akhir ini lagi marak-maraknya soal pembahasan mengenai LGBT, gw kasih tau LGBT itu apa dulu sebelumnya. LGBT adalah LeGaBangeT, awas anunya di hap-hap bang ipul. Bukan LGBT adalah akronim dari (Lesbian, Gay, Bisexual, & Transgender). Karena ini singkatan dari orang-orang dengan motif dan menjunjung tinggi freedom for sex. Isu mengenai mahoisme dan lesbiisme ini sebenernya udah lama, dari zaman nabi katanya, kalo yang percaya nabi. Kalo bener emang kayak gitu berarti ini bukan perkembangan peradaban tetapi mengulang kembali masa lalu, bener-bener orang-orang yang ga bisa move on. Katanya lagi manusia yang sekarang kurang humanis selalu mendiskriminasikan kaum minoritas. Hai ada lebih dari 7 miliyar manusia di bumi ini gengs, dan lo menjadikan mulut lebih dari ¾ atau bahkan lebih dari  kaum LGBT lo sebagai alasan buat berperilaku kek gitu, sumpah argumen lo kuat banget.  Gw sangat kontra sebenernya dengan lgbt (cape nulis pake capslock) dan sebel banget sama mereka, terserah mau di katain homofobia, mantanfobia atau apalah gw nga peduli. Disini Cuma pengen nulis kekeselan gw terhadap lgbt yang seruntulan dan mau menyeragamkan dunia kek versi mereka, semua harus maho hidup maho mata lo soak.
    Meskipun gw jomblo gini-gini gw juga masih berorientasi sama perempuan. Minta bukti haha. Di Indonesia lgbt kayaknya nga bikin masyrakat buat cemas atau gimana-mana. Masalah ini menjadi sangat mikro kalo ternyata di sekitar kita tanpa kita sadari banyak orang-orang yang penganut sekte garis keras lgbt ini sendiri. Tatarnya menjadi semakin tidak bisa dipetakan, kecuali orang transgender pasalnya mereka ini adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Pemerintah lagi urgensi buat merenakan undang-undang mengenai lgbt, bukan mau ikut-ikutan melegalkan legabanget ini tapi buat mengantisipasi, mau kek gimana gw juga belom tau nanti rancangan undang-undang ini kek gimana, yang jelas salah satu menteri kemaren juga bilang kalo lgbt lebih berbahaya daripada kebocoran atau ledakan reaktor nuklir, yang boneng gan???
    Masyarakat Indonesia terkenal dengan kelatahannya. Suka latah ikut-ikutan apa yang menjadi bahasan dan di konsumsi publik pada umumnya, termasuk ikut-ikutan menjadi latah. Semoga nga latah lgbt. Secara eksplisit gw mengamati kalo pemahaman mengenai lgbt sebenernya juga nga harus kita mati-matian sebel dan pengen ngebakar mereka. Sebagian orang hanya mengerti tanpa memahami kalau lgbt juga manusia yang lagi khilaf sampe nge hap-hap in anu orang lain. Oke sisi humanis atau lebih radikalnya disebut sisi kebaikan menurut gw menjadi titik lemah manusia itu sendiri. Kebaikan adalah titik lemah jadi tetep baik dan waspada kalo menurut gw mah.
    Gara-gara lgbt ini kemudian pemerintah seperti homofobia, takut kalo-kalo koruptor jadi main sama maho. Masyarkat sepertinya nga begitu tegang karena tiap pagi udah pada tegang sendiri-sendiri. Pemerintah yang justru terkesan antisipatif atau melebay-kan. Seperti mereka gamau lagi belajar untuk trial and eror, adanya beragam peristiwa kemahoan dan pencabulan akhir-akhir ini bikin pemerintah yakin kalo bikin undang-undang adalah solusi. Padahal mau-maunya aja buat proyek mahal kek gitu.

    Kebijakan mengenai lgbt terkesan sangat seporadis. Apapun hal yang berkaitan dengan lgbt dan tetek bengeknya harus di filter habis-habisan. Di media massa hal-hal yang berbau kebanci-bancian di sensor dan diboikot habis-habisan, nasib lo cong. Cowok make lipstick di layar kaca di sensor, itu bibirnya mengadung sianida apa gimana. Dan yang paling gw sayangin adalah sensor dada perempuan. Ini kenapa pemerintah nga adil. Padahal yang bikin resah kan para maho dan koleganya. Kenapa ada dada sama paha di layar kaca malah di sensor si. Maho nga doyan dada perempuan, jadi pemerintah lewat KPI-nya nyensor buat orang yang nga maho atau malah melestarikan lgbtnya. Undang-undang lagi-lagi menjadi acuan, ah dasar para pembuat undang-undang nga asik.
    Agama sepertinya juga mengantisipasi mengenai lgbt, bukan Cuma persuasi atau ceramah yang nga bikin fokus itu. Tapi mereka mencoba buat memfasilitasi orang-orang lgbt ini buat kembali keorientasi sesuai budaya orang normal pada umumnya. Mereka bersedia memberikan konseling untuk human-human ini. Thankyou teologis !. Ramalan agama akan ditinggalkan pengantunya bukan ramalan isapan jempol belakan kalo gw rasa. Nga perlu dilawan manusia juga bakal ninggalin agamanya. Kalo agama masih dalam fomat budaya atau Cuma industri buat orang-orang jenggot bersorban kayaknya nga lama lagi banyak orang agnostik atau mungkin orang-orang atheis yang bertebaran dimana-mana. Gw jadi inget, kalo tadi dikatakan orang-orang kurang humanis dalam menhadapi perbedaan, kenapa orang-orang yang tak bertuhan atau sejenisnya juga mendapat perlakuan yang diskriminatif. Hm mungkin undang-undang ini mengenai pelegalan yang tak bertheis bakal kaming sun.
    Setidaknya gara-gara latah semua orang jadi waspada, tapi trend anak muda yang menjalin hubungan malah berkata sebaliknya, tidak ada angka yang pasti karena argumentasi hanya dibangun dari observasi. Akhir-akhir ini malah banyak yang menjadi jomblo, entah ini lgbt efek atau apa gw rasa orang-orang disekeliling gw bertumbangan dan memutuskan buat jomblo. Apalagi yang ldr yuh ga bakal lama.

    Lgbt gw tetep kontra, setiap orang boleh mengutarakan opininya walaupun nga jelas kek gw.




  • You might also like

    4 comments:

    1. Kon jomblo ternyata ngrepotno wong akeh yo :v wkwkkww Btw aku asline ga percoyo nek kon gak homo. Pencitraan tok iki tulisan wkakkakakak

      ReplyDelete
      Replies
      1. Kon kakehen nonton boku no pico se bah ====.====

        Delete
    2. aku oleh komen aaa?, kok keren seh yo???

      ReplyDelete
    3. aku kepingin komen kabeh bacotan mu, tapi aku ga eroh carane... sedih aku

      ReplyDelete