Iseng-iseng gw mau share artikel gw yang gw musti tulis gara2 ada tugas ospek dari kampus :@
Keripik buat
Pemimpin, bukan sekedar Keripik
Akhir-akhir ini media massa baik
cetak maupun Televisi sedang dilanda fenonema Jokowi-Ahok, dua pemimpin Ibukota
yang fenomenal tapi tidak sekedar
sensasi basi yang mereka sajikan melainkan kerja konkret yang nyata juga
dihasilkan oleh pasangan Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ini. Entah
pemberitaan ini sekedar tipu muslihat politik atau apalah, tapi terlepas dari
itu semua masyarakat sangat merindukan sosok pemimpin seperti mereka, tegas,
tanpa basa basi, dan kelihatan antipati sekali dengan yang namanya korupsi dan
kawan-kawan. Bhakan di gadang- gadang pula Jokowi bakal jadi rebutan pula buat
partai-partai untuk menjadi Indonesia satu.
Terlepas dari hiruk pikuk Jokowi
yang feomenal, Bangsa yang kaya ini
menjadi langsung idiot kalau di tanyai siapa pemimpin yang layak buat negeri
ini, minimnya kepercayaan masyarakat terhadap sosok pemimpin yang hanya
bermanis-manis muka disaat kampaye saja tak lebihnya seperti melihat iklan di
televisi yang menjual kemanisan demi keuntungan individu semata tanpa
menghirukan aspek yang lainya. Negeri ini rindu akan sosok pemimpin seperti
proklamator, atau Bapak pembangunan yang pada jaman mereka rakyat benar-benar
di perlakukan sebagaimana mestinya. Dengan semakin berjalannya waktu serta
tuntutan global yang sebegitu kejamnya, tak ayal membuat Negeri ini terombang-ambing
dengan lamunan-lamunan mengenang kejayaan Negeri ini beberapa decade di masa
lalu. Tanpa adanya perbaikan yang jelas di semua segi kehidupan, serta hanya berporosnya
pada kepentingan keuntungan orang-orang atas semata, semakin menambah
keterpurukan Negeri yang konon bakal menjadi pemimpin dunia ini.
Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme
tetap menjadi warisan kolonial yang sulit di berantas di Negeri ini, butanya
pemimpin yang berlabel moralitas , serta tulinya demokrasi yang di
gadang-gadang membawa perubahan. Menjadi masalah klasik yang perlu ditangani
serius sebelum mengacu pada masalah-masalah yang sebenarnya kurang begitu
penting justru di priorotaskan(masalah rok mini misalnya). Di era yang seperti
inilah kita semua di buat bingung kemana harus mencari pemimpin yang
bermoralitas tinggi serta mempunyai religiusitas yang baik pula, rasanya tidak
akan pernah ada. Kalau mencari tidak bisa kenapa tidak mencoba untuk mendidik
para pemimpin yang berkualitas, Negara ini kan punya banyak Universitas,
sector- sector pendidikan formal yang di kelola dengan baik pasti juga akan
mencetak para calon pemimpin yang sangat berkualitas buat Negeri ini sendiri.
Sebut saja mereka Mahasiswa, ya mereka memang hanya sekumpulan pemuda-pemudi
yang tidak pernah haus menuntut ilmu, tapi masih ingatkan dengan penuturan
soekarno “Bawakan aku 10 pemuda terbaik negeri ini, niscaya akan ku goncangkan
dunia”. Dan peristiwa saat refromasi peranan Mahasiswa waktu itu tidak bisa
lagi terbantahkan. Mereka lah pemuda-pemudi harapan bangsa yang seharusnya di
didik dengan benar bukan malah menjadi pewaris keegosian pemimpin-pemimpin buta
nurani sebelumnya.
Kesampingkanlah keegoisan wahai
kalian orang-orang pengemban amanat rakyat, apakah kalian malu melihat Negerimu
ini kelak menjadi Negara yang benar-benar maju di segala bidang, apakah kalian
juga malu kalau nanti Negerimu ini tidak bergantung lagi pada Negara-negara
lain. Ironi sekali kalau Negeri ini di pimpin oleh orang-orang yang tidak layak
di sebut sebagai pemimpin. Banyak sekali pemuda berintelektual dan kualified
menjadi pemimpin malah di buang merantau ke negeri orang untuk menyalurkan
kemampuannya, mereka agent perubahan malah dibuang karena para pemimpin yang
inmoral ini takut sistem kongsi KKN mereka rusak gara-gara para lalat penggangu
ini (baca: Mahasiswa). Kalau seperti ini sampai Matahari terbit dari ufuk
baratpun tak aka nada yang berubah dari Negeriku yang malang ini. Sudah saatnya
kita semua ini berbenah jangan lagi menyalahkan Pemerintah karena mereka
sendiri sudah salah, kita benahi semuanya bersama-sama,cetak kader-kader
pemimpin yang bermoral mempunyai nilai religius yang lebih. Semuanya demi satu
mengulang kejayaan Negeri ini di masa lalu atau mungkin bisa lebih jaya
daripada masa lalu, jayalah Negeriku Indonesia namanya.
No comments:
Post a Comment