• untitled

    Tahun Gajah sudah lewat, kesultanan terakhir kerajaan islam juga sudah runtuh. Dunia akan terus berjalan sesuai dengan apa yang dinamakan takdir, bagi yang percaya. Rotasi dan revolusi bumi agaknya berjalan lebih cepat itu yang ada di pikiran Genie, gadis kecil penghuni Panti Asuhan di kamar 33. Mata Genie kelihatan agak lebam, mungkin karena dia menangis lagi semalam. Genie Akhir-akhir ini sering muram, seperti ada beban dipikirannya yang ia pendam dan rasakan sendiri. Hari ini adalah hari jum'at, hari kesukaan genie. Entah kenapa anak ini suka sekali dengan hari Jum'at. Pernah suatu hari ia berkelakar dengan ibu Ruli, Pengasuh panti asuhan, " hari Jum'at itu adalah hari istimewa bu. aku sangat suka hari Jum'at". "Kenapa nak kok bisa suka skali kamu" sahut Ibu Rulli. " Semua yang Allah ciptakan kebanyakan di Hari Jum'at Bu, Apakah itu tidak istimewa?". "Pinter kamu nak, Ayo teruskan Ngajinya".

    Tapi Jum'at kali ini berbeda, ia kelihatan malas sekali beranjak dari guling motif batiknya yang kumal tapi tetap menggoda untuk menjadi alas kepala. Wajahnya terus saja ia tutupi dengan guling kesukaannya. "Genie ayo bangun, Hari ini Jum'at lo.." . "mmmm.." sahut Genie. "Ayolah.. kamu kenapa?" Tanya Dawiah sambil terus mengobrak-abrik pertahanan Genie dari gulingnya. "ahh kamuu gen.., yaudah aku panggilin Bu Ruli" ancam Dawiah sambil terus berlalu keluar kamar. 

    Air mata kembali menetes membasahi pipi Genie, bukan karena ancaman Dawiah tadi, tapi ada sesuatu yang tiba-tiba melintas di pikiran Genie. 

    Dua minggu yang lalu tepatnya. ketika akhir semester tiba, sebagian anak bersorak menyambut kedatangan libur panjang, tapi genie menybutnya dengan hibernasi, karena ia malas kalau liburan ia tidak pernah main-main kemana-mana. Waktu genie hanya ia habiskan di panti asuhan, mengaji dan membantu bu Ruli mengasuh adik-adik lainnya di panti asuhan. 

    Undangan wali murid di bagikan oleh wali kelas, tanda di undangnya orang tua atau yang mewakilinya untuk mengambil buku berisi nilai-nilai mata pelajaran selama satu semseter, buku itu familiar di sebut Raport, terlalu inggris dan kemudian di tulis RAPOT. Genie menerima undangan dari ibu wali, ia tak membukanya seperti anak-anak lain yang kepo akan isi undangan tadi, geni tau kalo isi undangan itu adalah kata-kata yang sama seperti semester-semester sebelumnya, yang membedakan hanya tanggalnya saja yang di edit. 

    Sorak ramai terdengar dari luar kelas, disusul kemudian dari kelas Genie, hari itu bukan sekolah tidak sedang mengadakan wave mob yang teriak-teriak seperti supporter bola. Tapi bl sekolah yang membuat anak-anak kegirangan. Jarak sekolah ke panti asuhan lumayan deket sekitar 1,5 Kilometer, Genie biasanya suka berlarian ke sekolah sampe panti asuhannya. kalau sedang baik nasibnya ia mendapat tebengan dari abang penjual sayur dan ia bisa masuk ke dalam gerobaknya, meski bau tapi genie suka berimajiasi di dalam gerobak ini.


  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment