Keutungan adalah orientasi bagi 7 miliar lebih penduduk di planet ini. Emang si ga bisa begitu di generalisir apakah semua orang kemudian hanya profit oriented tanpa memiliki sedikitpun kehumanisan, lepas dari itu siapa juga si yang gamau untung. Tulisan ini tidak ingin bahas soal humanis atau tidaknya manusia sekarang, tapi coba untuk menjelaskan unek-unek gw soal maraknya sesuatu yang kini mulai di palsukan oleh banyak pihak (bukan oknum). Ngomongin soal sesuatu yang palsu. bukan lagi menjadi bahan olok-olokan tetapi malah sudah menjadi label dari negara ini sebut saja negara Ch*ina. ribuan bahkan lebih produk di seluruh dunia memang di produksi di negara ini, alasan upah dan bahan baku yang masih relatif murah menjadi alasan buat para Koorporat menginvasi bisnisnya ke negara ini, sekali lagi untuk profit oriented, iyalah perusahaan selalu profit oriented. Uniknya di Ch*ina adalah mereka memproduksi barang yang asli tetapi juga memalsukan produk asli buatan mereka sendiri. Mungkin karena harga produk yang asli begitu mahal, padahal produk itu buatan mereka sendiri, mangkannya orang-orang kreatif ini memalsukan barangnya.
Bergeser ke Negara Tercinta kita Indonesia. Disini juga memproduksi produk-produk asli dari luar negeri, karena alasan yang sama seperti di Ch*ina. Mungkin karena memiliki sejarah kedetan ras dan suku mangkannya orang-orang di Indonesia juga ikut-ikutan memalsukan produk asli dengan banyak alasan salah satunya harga produk asli begitu mahal. Banyak sekali produk yang di palsukan, mulai dari kaos kaki dan sepatunya. Handphone, Semen, Beras, minyak goreng, pasta di gigi sampai tabung gas LPG. Sedih emang kemudian kalo di lanjutin, yang jadi korban tentunya adalah yang beli-iyalah. gw juga pernah beli soalnya mangkannya ngerasa di rugikan dan nulis disini haha. Apalagi media massa di Indoensia suka ikutan heboh dan nakut-nakutin masyarakat lewat acara-acaranya yang sok ngebongkar praktek pembuatan olahan palsu ini-duh ibu2 jadi rumpi. Beralih ke bukan bentuk barang yang di palsukan tetapi se onggok tulisan yang ada di kertas yang tersusun di dalam kitab, kitab tadi dibuat dan di pelajari oleh sebagian orang tetapi harus di amalkan oleh semua rakyat.- anehkan itulah yang di sebut hukum. Bak mafia kelas tinggi di negara ini hukum juga di palsukan dan di manipulasi, keren banget dan pokoknya dan hebatnya lagi tokoh fiktif yang selalu di salahkan ia disebut oknum.
Suka kesel emang kalo ngomongin gituan hehe, freze. sepertinya kek udah gaada lagi barang yang gabisa di palsukan. Tapi di dalam diri manusia banyak hal yang gabisa di palsukan. Organ tubuh sejauh ini kedokteran juga masih mengandalkan transplantasi, mengambil orang tubuh orang lain kemudian di pake ke orang yang beda. Soal perasaan? apa juga bisa di palsuin gw rasa bisa banget dah, apalagi ini mah soal gampang. pura-pura akting aja di depan doi, biar kalian keliatan sayang banget sama dia. lalu tinggalin udah gitu doang gampang kan.Ditengah banyaknya barang kw alias palsu yang beredar masih banyak juga di temukan hal-hal yang asli, kasih sayang ibu kepada anaknya juga misalnya. Rasa empati terhadap sesama dan lain sebagainya. Mungkin media selama ini cuma menyajikan sesuatu yang palsu dan kita lihat itu sebagai kebenaran yang tunggal, Itulah media massa melihat selalu dari satu sisi dan celakanya masyrakat selalu terperdaya dan mengamininnya. -makasih media. Tulisannya random banget.
Suka kesel emang kalo ngomongin gituan hehe, freze. sepertinya kek udah gaada lagi barang yang gabisa di palsukan. Tapi di dalam diri manusia banyak hal yang gabisa di palsukan. Organ tubuh sejauh ini kedokteran juga masih mengandalkan transplantasi, mengambil orang tubuh orang lain kemudian di pake ke orang yang beda. Soal perasaan? apa juga bisa di palsuin gw rasa bisa banget dah, apalagi ini mah soal gampang. pura-pura akting aja di depan doi, biar kalian keliatan sayang banget sama dia. lalu tinggalin udah gitu doang gampang kan.Ditengah banyaknya barang kw alias palsu yang beredar masih banyak juga di temukan hal-hal yang asli, kasih sayang ibu kepada anaknya juga misalnya. Rasa empati terhadap sesama dan lain sebagainya. Mungkin media selama ini cuma menyajikan sesuatu yang palsu dan kita lihat itu sebagai kebenaran yang tunggal, Itulah media massa melihat selalu dari satu sisi dan celakanya masyrakat selalu terperdaya dan mengamininnya. -makasih media. Tulisannya random banget.
No comments:
Post a Comment